Baterai HP meledak, bocah berusia 8 tahun tewas - Seorang bocah berusia delapan tahun di Tabanan Bali, Putu Fernanda, tewas setelah terkena ledakan baterai telepon genggam di rumahnya. Nyawa Fernanda tidak tertolong setelah sempat dilarikan ke RSUD Tabanan.
"Baterai handphone yang meledak itu menancap di paha kiri korban," kata Kasatreskrim Polres Tabanan AKP Eko Kurniawan, Kamis (10/1).
Musibah itu bermula saat Fernanda bersama temannya membakar baterai handphone yang rusak di halaman depan rumahnya di Desa Banjar Anyar, Kediri Tabanan. Tindakan iseng itu dia lakukan sekitar pukul 07.00 WITA.
Tak lama kemudian, terdengar suara ledakan yang disusul teriakan kesakitan. Rupanya baterai handphone yang terbakar itu menancap di paha kiri Fernanda.
Made Eka Darmawan, ayah korban lalu mencabut baterai itu dari paha anaknya. Namun darah malah mengucur deras sehingga korban langsung dilarikan ke rumah sakit.
Nahas, beberapa saat setelah mendapatkan perawatan, korban menghembuskan napas terakhir. "Korban tidak tertolong karena kehabisan darah," ujar dr Kurniawan di RSUD Tambanan.
Polisi masih menyelidiki musibah ini dengan meminta keterangan orangtua korban dan warga sekitar. Sedangkan jasad korban dibawa pulang ke kampung halamannya di Desa Munduk, Kabupaten Jembrana.
Musibah itu bermula saat Fernanda bersama temannya membakar baterai handphone yang rusak di halaman depan rumahnya di Desa Banjar Anyar, Kediri Tabanan. Tindakan iseng itu dia lakukan sekitar pukul 07.00 WITA.
Tak lama kemudian, terdengar suara ledakan yang disusul teriakan kesakitan. Rupanya baterai handphone yang terbakar itu menancap di paha kiri Fernanda.
Made Eka Darmawan, ayah korban lalu mencabut baterai itu dari paha anaknya. Namun darah malah mengucur deras sehingga korban langsung dilarikan ke rumah sakit.
Nahas, beberapa saat setelah mendapatkan perawatan, korban menghembuskan napas terakhir. "Korban tidak tertolong karena kehabisan darah," ujar dr Kurniawan di RSUD Tambanan.
Polisi masih menyelidiki musibah ini dengan meminta keterangan orangtua korban dan warga sekitar. Sedangkan jasad korban dibawa pulang ke kampung halamannya di Desa Munduk, Kabupaten Jembrana.